Rabu, 28 Agustus 2019

OPINI: (RIAU KU SAYANG RIAU KU MALANG)


Tak dapat kita pungkiri, bahwa beberapa tahun terakhir Riau menjadi salah satu Provinsi di Indonesia yang memegang rekor untuk kasus kebakaran hutannya. Hal ini tentunya sebuah predikat yang kurang baik bagi pemerintahan yang sedang duduk di ranah pemerintahan.
Masih segar dalam ingatan penulis, dimana pada tahun 2000 an penulis masih bisa menikmati keberadaan hutan Riau ini. Udara pagi yang sejuk dan segar, kicauan burung, suara-suara dari binatang mamalia lainnya hingga penulis masih berkesempatan melihat segerombolan Rusa yang berlarian ditengah sawah dipagi hari.


Dan semua masa indah yang pernah penulis alami itu mulai hilang, seiring dengan maraknya penebangan hutan, serta pembakaran hutan untuk membuka lahan baru. Semua hal indah itu hingga kini hanya mampu penulis ingat dalam kenangan memori masa kecil. Kini Riau ku tidak lagi seperti dulu, jangankan untuk melihat rusa yang bebas berkeliaran di sawah, bahkan untuk bernafas saja sudah sangat sulit rasanya.



Hari-hari menjadi aneh, matahari seakan tak bisa menembus bumi, karena cahaya yang terhalang oleh asap yang membumbung tinggi kelangit.
Salah siapakah ini, siapakah yang patut kita salahkan akan semua yang terjadi. Seolah kasus kebakaran hutan di Riau ini menjadi sebuah fenomena tahunan yang akan menjadi rutinitas pemerintah dalam menanganinya, dan seolah-olah tidak menemukan ujung dari permasalahan ini. Apakah gerangan yang menjadi faktor penghambatan perbaikan kebakaran hutan Riau ini…

1.      Pemerintah yang kurang “TEGAS”
Pemerintahan yang di nilai penulis kurangnya memiliki ketegasan, ketegasan yang dimaksud dalam hal ini adalah, bahwa pemerintah hanya berkutat pada pemadaman kebakarannya saja dan terus-terus begitu, tampa adanya perbaikan pasca bencana itu, atau usaha bagaimana kasus kebakaran hutan ini tidak lagi menjadi agenda tahunan yang akan terus-terus menjadi sorotan dunia.


2.      Aparat Penegak Hukum Yang Masih Lemah
Lemahnya dalam penegakan hukum menjadikan beberapa Tersangka kasus kebakaran hutan di Riau ini menjadikan masalah yang tentunya perlu di kaji lebih dalam lagi. Dimana dengan lemahnya aparat penegak hukum ini, akan menjadikan beberapa tersangka yang lain berpikir untuk mengulangi lagi perbuatannya. Ini di karenakan tidak adanya efek jera yang diberikan oleh aparat penegak hukum tanah air. Jika aparat hukum dengan sangat tegas dalam menegakkan keadilan, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepannya Riau akan kembali menjadi salah paru-parunya dunia.
3.      Kurangnya Kesadaran Dari Masyarakat
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bagi kehidupan ini, menjadikan kasus kebakaran hutan ini menjadi sangat rumit dan akan terus berkelanjutan. Selain pemerintah dan aparat penegak hukum, masyarakat juga memiliki peranan dalam menjaga alam. Dimana segala sesuatunya nanti masyarakat juga yang akan merasakan dampak dari kerusakan alam ini. Seperti kabut asap yang mengganggu aktivitas pekerjaan masyarakat, di tutupnya sekolah-sekolah selama bencana, dan ini tentunya akan berdampak kesegala sisi kehidupan. Seperti meningkatnya kasus masyarakat yang mengidap ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), hingga berujung pada kematian.


Maka kesimpulan yang dapat kita ambil dari semua ini adalah, bahwa kita bersama-sama turut andil dalam menjaga tanah kita, tentunya kita tidak mau kalau nantinya anak cucu kita tidak lagi bisa menghirup oksigen dengan baik. Kita tentunya tidak mau bahwa generasi selanjutnya tidak lagi bisa merasakan hangatnya matahari pagi, dengan udara yang bersih dan sejuk. Maka dari itu mari kita sama-sama jaga alam kita. Karena jika “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEBUAH EPISODE KEHIDUPAN

Malam hampir larut, jalanan sudah sepi semenjak setengah jam yang lalu. Pintu-pintu ruko yang berjejer di sepanjang jalan sudah mulai dit...