Sosok ibu selalu di gambarkan sebagai wanita yang penuh kasih, penyayang kepada anak-anaknya dan sebagai figur yang menjadi panutan untuk anak-anaknya. Lain halnya dengan ibu yang satu ini, Dee Dee Blanchard ( 48 tahun ) yang tinggal bersama putrinya Gypsy Rose Blanchard ( 24 Tahun ), mereka tinggal di Missouri, Amerika Serikat. Dee Dee mengidap sindrom "munchausen" yaitu sebuah sindrom di mana seseorang yang bertindak sebagai pengasuh berusaha mencari perhatian melalui orang yang berada dalam perawatan mereka.
Jadi, pada kasus ini ia menggunakan Gypsy sebagai alat baginya untuk mendapatkan uang. Mulailah dikatakannya bahwa Gypsy mengidap berbagai penyakit seperti: sleep apnea, leukimia, epilepsi, asma, kerusakan otak, distrofi otot, serta kelumpuhan. Dan hal ini harus menjadikan Gypsy duduk dikursi roda selama bertahun-tahun, ia juga tidak diperbolehkan ibunya bergaul dengan teman-teman sebayanya, serta harus makan dengan menggunakan selang.
Dee Dee dikenal tetangganya mudah bergaul dan dermawan, rela meluangkan waktunya bahkan uangnya. Ia tak punya pekerjaan, hari-harinya dihabiskan untuk merawat sang anak, Gypsy.
Gypsy lahir pada 27 Juli 1991. Tubuhnya mungil, tingginya hanya 152 meter. Ia tak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda. Perawakannya kurus dan pucat, sedangkan giginya ompong tak terawat. Kacamata besar yang ia kenakan membuatnya tampak lebih tua dibandingkan umur aslinya. Pada tahun 2011 silam, Gypsy berusaha kabur bersama laki-laki berusia 35 tahun. Namun ibunya menemukannya di hotel dan menghancurkan komputer dan HPnya. Pada tahun 2012, ia bertemu dengan Nicholas Godejoh disebuah situs jodoh kristen.
Ia dan Nicholas merencanakan pembunuhan Dee Dee. Mereka membunuh Dee Dee dengan cara menikamnya saat tidur.Gypsy dan Godejohn memutuskan untuk bertemu pada Maret 2015. Gypsy mengenakan gaun Cinderella, sedangkan Godejohn menjadi Pangeran Tampan. Tapi rencana itu gagal karena tak diizinkan Dee Dee.
Ia dan Nicholas merencanakan pembunuhan Dee Dee. Mereka membunuh Dee Dee dengan cara menikamnya saat tidur.Gypsy dan Godejohn memutuskan untuk bertemu pada Maret 2015. Gypsy mengenakan gaun Cinderella, sedangkan Godejohn menjadi Pangeran Tampan. Tapi rencana itu gagal karena tak diizinkan Dee Dee.
"Dia cemburu karena saya lebih perhatian kepada Godejohn. Dia meminta saya menjauhinya. Dia membentak saya, melempar barang-barang, memaki saya," ungkap Gypsy.
Di momen itu, Gypsy tak dapat lagi menahan amarahnya. Ia tidak membenci Dee Dee, tapi ia hanya ingin ibunya mati.
Pada suatu malam di bulan Juni 2015, Godejohn menjalankan aksinya. Ia pergi ke rumah Dee Dee dan bertemu Gypsy yang memberinya lakban, pisau, dan sarung tangan.
Saat Gypsy bersembunyi di kamar mandi, Godejohn masuk ke kamar tidur Dee Dee dan menusuknya berulang kali.
"Saya mendengarnya teriak beberapa kali. Saat itu saya ingin menyelamatkan Dee Dee, tapi saya sangat takut. Tubuh saya seperti tidak bisa digerakkan. Tiba-tiba suasana berubah sangat sunyi," aku Gypsy.
Setelah memastikan Dee Dee dalam keadaan tewas, Godejohn dan Gypsy berhubungan seks di ranjang ibunya. Setelahnya, Gypsy kabur bersama Godejohn dengan perasaan bahagia.
"Saya merasa ada percikan kebahagiaan. Tapi kadang saya juga sedih dan menangis, merasa bersalah. Saya rindu ibu, khawatir terhadap apa yang telah saya perbuat. Namun dia sudah pergi," tutur Gypsy.
Kini Gypsy menjalani hukuman penjara 10 tahun di Lapas Chillicothe Missouri. Ia mengaku lebih bahagia di penjara ketimbang hidup dengan mendiang ibunya.
"Penjara yang saya huni dulu, dengan ibu, saya tidak bisa jalan, tidak bisa makan, tidak bisa punya teman, dan tidak bisa keluar rumah," kata Gypsy.
"Di penjara ini saya lebih bebas dibandingkan tinggal dengan ibu saya. Sebab di sini saya bisa hidup seperti perempuan normal," tutupnya. Dan kisah Gypsy ini juga sudah dijadikan sebuah film lho...dengan delapan episode sudah tayang di Netflix dengan judul "The Act".
Sumber: kumparan.com
Sumber: kumparan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar