Sabtu, 07 September 2019

SEBUAH EPISODE KEHIDUPAN

Malam hampir larut, jalanan sudah sepi semenjak setengah jam yang lalu. Pintu-pintu ruko yang berjejer di sepanjang jalan sudah mulai ditutup rapat oleh pemiliknya. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku hari ini, keringatku masih belum kering diterpa angin malam yang mulai dingin. Rasa lelah, haus dan mengantuk menjadi satu, lalu dengan tergesa-gesa aku pulang dengan membawa rasa sakit di kakiku akibat berdiri hampir 6 jam setiap harinya. Sebenarnya ini bukan kali pertama aku mengalami ini, beberapa tahun yang lalu aku sudah mulai merasakan sakit ini, awal-awal sangat rasanya sangat menyiksa lama-lama sudah terbiasa.

Hidup memang harus diperjuangkan, tak peduli seberapa keras kehidupan ini, mau tidak mau suka tidak suka kita harus menjalaninya. Beberapa dari mereka yang sudah merasa muak dengan kehidupannya akan memilih jalan pintas dengan cara mengakhiri kehidupannya, hal ini diyakini sebagai solusi terakhir untuk menyudahi episode kehidupan yang teramat kejam ini disaat sang malaikat maut tak jua menghampiri.

Aku tidak mengetahui seberapa sulitnya orang lain menjalani episode-episode kehidupannya di atas muka bumi ini, bagiku sendiri hidupku pun tak lebih sulit dari mereka. Terkadang di saat hati mulai lelah, ketika syaitan mulai membisikkan rayuannya, aku suka bertanya

Mengapa Tuhan menghadirkanku kedunia ini?
Mengapa Tuhan amat kejam memberiku episode kehidupan yang buruk ini?
dan masih banyak mengapa mengapa yang lainnya.

Hari-hari sulit terkadang membuat langkah ini terseok membawa beban dipundak, syarat untuk menjadi seorang makhluk hidup yang layak memang sulit. Terkadang aku harus menebusnya dengan beberapa cibiran, ejekan, pandangan buruk hingga hinaan.
Rasa sakit dikaki akibat berdiri dalam waktu yang lama memang tak seberapa dibandingkan sebuah kata hinaan yang dilontarkan dalam waktu beberapa detik saja, sakit, lalu membentuk luka hingga menimbulkan bekas untuk di kenang selamanya.

Lalu malam-malam diantara aku melangkah pulang itu, turunlah gerimis rintik-rintik yang mulai menghapus jejak kakiku pada debu jalanan. Tersapu bersama musim yang mulai berganti.
Dengan sisa tenaga yang ada semua kekuatan hari ini aku kumpulkan menjadi satu, lalu diam-diam aku panjatkan pada Tuhan. Lalu gerimis yang tadi rintik-rintik mulai menjadi hujan yang membuat kebisingan diluar jendela kamarku, sementara hari sudah dini hari.

Kemudian pada hujan di tengah malam itu, terkenanglah akan daku beberapa episode kehidupan yang lalu, kehidupan yang indah tampa beban seperti sekarang. Episode yang teramat indah, hingga membekas dan akan selalu terkenang sepanjang hayat kehidupan.

Hujan sudah mulai reda, menghapus kemarau panjang hanya dalam beberapa jam saja. Menghapus ingatan daku akan kehidupan ini, membawa mimpi-mimpiku ke dunia yang sebelumnya belum pernah kutemui, Tuhan memang tak boleh dipersalahkan dalam episode kali ini, karena hari ini ia cukup baik padaku. Aku masih diberinya kesempatan menjalani episode kehidupan yang sebenarnya aku sendiri merasa sudah mulai jenuh menjalaninya, lalu tiba-tiba ia sematkan sedikit harapan dan keyakinan dalam hati kotorku, bahwa mungkin saja episode selanjutnya akan berubah, dan memiliki ending yang cukup baik.

Lalu aku diam-diam terdiam, diluar suara katak mulai bernyanyi, sedetik lagi semua rasa lelah ini hilang ditelan malam gelap yang mulai bernyanyi.....

Senin, 02 September 2019

INGIN NAIK GUNUNG? Yuk Cek Apa Aja Persiapannya

Naik gunung adalah sebuah olahraga yang sangat menyenangkan, menantang dan sangat butuh persiapan yang benar-benar matang ya guys...
Banyaknya kasus-kasus orang yang hilang di gunung menjadikan sebagian orang berpikir dua kali untuk pergi mendaki, namun bagi sebagian yang lain ini merupakan fenomena yang sudah biasa terjadi dikalangan pendaki, dan tidak akan pernah merasa takut untuk pergi mendaki.

Nah...bagi kalian yang ingin melakukan pendakian, supaya aman dan lancar hingga kembali, penulis beberkan beberapa Tips mendaki aman, serta persiapan apa aja yang perlu disiapkan sebelum pendakian.

1. Minta Restu Orang Tua.
Kenapa ini yang pertama kali?, karena apapun itu kegiatan kita, restu dari orang tua itu sangat penting ya guys. Karena dengan doa mereka merupakan hal yang teramat penting dalam sebuah perjalanan ya, nah bagi kalian yang ingin mendaki jangan lupa minta izin dan restu dulu ya...

2. Fisik.
Selanjutnya adalah fisik. Fisik sangat penting ya guys dalam menentukan perjalanan kita, apalagi dalam sebuah pendakian, pentingnya untuk latihan fisik dulu sebelum mendaki. Bisa itu jogging, atau olah raga yang lain untuk melatih fisik. Berdasarkan pengalaman penulis ni ya guys, yang pernah pergi mendaki dengan persiapan fisiknya nol, alhasil turun gunung kaki penulis mengalami pembengkakan, sangat sakit ketika dibawa jalan, jongkok, naik tangga, berdiri, dan ini berlangsung selama berhari-hari. Nah, jadi sangat pentingkan latihan fisik sebelum melakukan pendakian. Kecuali bagi kalian yang udah terbiasa dan bahkan udah bolak-balik mendaki  dalam sebulannya.

3. Logistik
Logistik adalah hal yang sangat penting selama pendakian ya, terlebih jika dalam regu pendakian terdapat beberapa orang. Perlunya perencanaan yang baik pada logistik akan menetukan sebuah pendakian ya. Misalkan saja kalau kita berencana untuk mendaki selama tiga hari, tetapi logistik yang kita bawa hanya cukup untuk dua hari, jadi harus lebih diperhitungkan. Selain itu usahakan logistik yang kita bawa merupakan bahan-bahan makanan pokok yang wajib dibawa, dan usahakan untuk membawa lebih, seperti kalau kita berencana untuk mendaki tiga hari, bawalah logistik yang lebih untuk tiga hari. Karena kita tidak tau kan apa yang akan terjadi nantinya.

4. Peralatan.
Disamping logistik ada juga peralatan yang harus dibawa selama pendakian dan wajib harus dibawa seperti mantel hujan, headlamp/senter kepala, sepatu untuk mendaki, sarung tangan, kaos kaki (usahakan bawa lebih dari satu), jaket tebal, sleeping bag, celana panjang, pisau, botol minum sendiri, kotak P3K. Peralatan ini sangat penting ya guys, untuk melakukan sebuah pendakian. Karena kita tidak tau bagaimana kondisi alam digunung yang selalu berubah-ubah, jadi harus selalu sediakan peralatan pribadi ya guys disamping itu peralatan kelompok pendakian.

5. Team.
Team akan sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah pendakian ya guys, jadi buat kalian yang baru pertama kali akan mendaki, bawalah teman atau team yang sebelumnya sudah pernah mendaki. Disamping ia sudah mengetahui medannya ia juga akan dapat memprediksi apa yang terbaik untuk teamnya. Misalkan saja kita membawa team yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan kondisi teman. Hal ini yang sering mengakibatkan para pendaki yang hilang digunung. Dikarenakan teman team nya yang bersikap acuh tak acuh, mengingat kita ini melakukan perjalanan di alam bebas, jadi kemungkinan-kemungkinan bisa saja terjadi seperti tersesat, jatuh kejurang, diserang binatang buas, dll. Intinya saling menjaga ya guys, biar selamat hingga ketujuan.

Jadi gimana? Setelah semua resiko yang penulis paparkan diatas, apakah masih niat untuk mendaki?
Tenang aja ya guys, jika kita melakukan pendakian sesuai dengan prosedurnya dan telah melakukan persiapan dengan baik, InsyaAllah akan selamat hingga kembali kerumah.
Satu lagi tujuan dari kita melakukan pendakian bukan "PUNCAK", melainkan "KEMBALI DENGAN SELAMAT", jadi puncak adalah bonus yang kita dapat. Jika tidak memungkinkan untuk kita muncak, jangan paksakan ya.....

 

Kamis, 29 Agustus 2019

PEMIMPIN-PEMIMPIN CALON PENGHUNI NERAKA

Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk "memimpin" atau membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi. Dalam artian bahwa seorang pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki tanggung jawab yang penuh kepada yang ia pimpin.

Berbicara pemimpin tentunya tak lepas dari sebuah tampuk kekuasaan, baik itu kekuasaan yang bersifat mutlak atau hanya sementara. Dalam hal ini kita akan membicarakan kepemimpinan dalam skala yang besar seperti pemerintahan. Di indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensial yang mana kepala negaranya di pilih sendiri oleh rakyat dalam sebuah pesta pemilu yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

Sebenarnya berat hati penulis  menulis artikel ini, membicarakan seorang pemimpin diruang publik adalah hal yang sangat bertentangan dengan hati penulis terlebih pembahasan kali ini adalah PEMIMPIN-PEMIMPIN CALON PENGHUNI NERAKA, membicarakan Neraka orang adalah sesuatu yang belum tentu menjadi miliknya, yang mana urusan Neraka seseorang hanyalah Tuhannya yang tau, dan tentunya Surga juga belum tentu milik penulis.

Tetapi penulis mencoba menulis artikel ini dikarenakan gejolak hati penulis melihat pemerintahan yang sekarang sangat membuat penulis cukup mengurut dada. Sebutlah contoh kecilnya, disebuah perkampungan yang bernama kampung Rambutan (sebut saja begitu), memiliki seorang kepala desa yang acuh tak acuh. Selama ia menjabat menjadi kepala desa tak secuilpun kebaikan yang timbul selama kepemimpinannya, justru desa yang dipimpinnya kini semakin ambrul adul. Baik dari segi fisik desa yang semakin parah, hingga kepada ekonomi warga desanya yang semakin memburuk

Masalah ekonomi warga desa sebetulnya tidak ada kaitannya dengan kepemimpinan culas ini, tetapi karena faktor jalan yang semakin rusak dan parah membuat para petani didesa itu tidak bisa menjual hasil panennya dengan harga yang pantas, mengingat sebagian besar warganya adalah petani. Celakanya lagi, melihat kondisi ini sang pemimpin culas ini bukannya sibuk menepati janji kampanye nya, malah sibuk bagaimana uang ADD (Anggaran Dana Desa) tahun ini harus banyak masuk kekantong pribadinya. EDAN TENAN.

Dan yang menjadi korban adalah warga desa yang malang tersebut. Ini adalah secuil kisah tentang merosotnya moral seorang pemimpin yang telah diberi amanah sebelumnya untuk menjadi pemimpin. Contoh lain seorang pemimpin yang sangat lalim dan kejam serta telah Allah SWT tetapkan untuknya Neraka adalah :

1. Fir'aun
Fir'aun adalah seorang raja mesir pada masa kenabian Musa As. Ia seorang raja yang sangat kejam, bahkan ia telah menganggap bahwa dirinya adalah tuhan dan harus disembah. Allah memberinya adzab dengan menenggelamkanmkan ia bersama bala tentaranya di laut merah, dan Allah tetapkan untuknya sebuah tempat di akhirat yang sangat buruk yaitu Neraka. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah swt. Dalam surah Al-Qashash ayat 4:
Artinya: “maka kami mengadzabnya beserta bala tentaranya lalu kami lemparkan mereka kedalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana jadinya kesudahan rang-orang yang dzalim.”

2. Namrudz
Namrudz adalah seorang raja Babilonia, ia berkuasa di masa Nabi Ibrahim As. Ia dikenal sebagai raja yang sangat kejam dan penyembah berhala. Maka Allah berikan padanya sebuah tempat diakhirat Neraka Jahannam. Sesuai Firman Allah dalam Al-Qur'an surah shaad ayat 55-59, yang berkenaan dengan balasan yang diterima bagi orang-orang yang menentang Nabi:
(55).beginilah keadaan mereka para penentang nabi dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar disediakan tempat kembali yang buruk.
(56).yaitu neraka Jahannam, yang mereka masuk didalamnya, maka amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tingal.
(57).inilah adzab neraka biarlah mereka merasakannya, minuman mereka air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.
(58).dan adzab yan lain yang serupa dengan itu berbagai macam
(59).dikatakan kepada mereka: “ini adalah suatu rombongan pengikut pengikutmu yang masuk berdesak-desak bersama kamu ke neraka.” Berkata pemimpin mereka yang durhaka: “tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka masuk neraka.”
Sementara itu dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Ma'qil Bin Yasar r.a. berkata "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga atasnya." [Muttafaq alaih]
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]


Read more https://almanhaj.or.id/9481-ancaman-terhadap-penguasa-yang-curang.html

Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]

Read more https://almanhaj.or.id/9481-ancaman-terhadap-penguasa-yang-curang.html
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]

Read more https://almanhaj.or.id/9481-ancaman-terhadap-penguasa-yang-curang.html
Itulah balasan yang setimpal yang Allah berikan untuk mereka yang berbuat lalim lagi kejam, dan hari ini fenomena pemimpin yang korup tertangkap adalah wajah berita yang selalu muncul dilayar kaca kita saban hari, seolah ini adalah santapan yang sudah biasa di bumi pertiwi kita, dan fenomena korupsi ini telah mendarah daging dalam semua lini kehidupan berbangsa.


عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ma’qil Bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. [Muttafaq alaih]


Read more https://almanhaj.or.id/9481-ancaman-terhadap-penguasa-yang-curang.html
Mungkin masih banyak lagi pemimpin-pemimpin yang Allah tetapkan untuknya Neraka, maka celakalah bagi mereka yang berbuat demikian demi sebuah tampuk kekuasaan yang hanya bersifat sementara. Semoga negeri kita tercinta ini selalu Allah berikan pemimpin yang amanah dan semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka-mereka yang berbuat aniaya kepada rakyatnya.


HOROR: (Gadis Penghuni Kamar 157)


Pada suatu hari di sebuah Hotel yang berada di kota X. Meja resepsionis yang kita gambarkan dalam cerita ini adalah seorang resepsionis 1, mendapat telpon dari seorang lelaki.


Resepsionis 1:"Hallo, ada yang bisa di bantu?", tanya resepsionis 1
Penelpon :"Ya, saya akan menginap dihotel anda, apakah ada kamar yang kosong?"
Resepsionis 1: "Maaf, saat ini kamar sedang full pak".
Penelpon :"Wahh...bagaimana bisa ya, padahal saya hanya akan menginap di hotel anda". (mungkin ni bapak-bapak udah langganan nginap di hotel ini kali guys)
Resepsionis 1:"Kami sangat menyesal pak, tapi memang benar-benar kamar dihotel ini sedang full".
Penelpon:"Oke, kabari saya jika ada kemungkinan kamar kosong untuk saya".

Beberapa menit kemudian, resepsionis 1 menelpon kembali bapak yang sebelumnya ingin memesan kamar.
Resepsionis 1:"Hallo pak, kami baru saja mendapatkan seorang tamu dikamar 156 yang sudah chek out beberapa saat yang lalu".
Penelpon:"Oh,,itu bagus sekali, oke saya pesan kamar 156".

Pada akhirnya penelpon tersebut telah berada di dalam kamar hotel, ia akan tinggal untuk beberapa hari di kamar hotel tersebut, dikarenakan urusan bisnis di kota X tersebut mengharuskan ia untuk tinggal beberapa hari disana. Malam pertama ia menginap, ia hampir tidak bisa memejamkan mata karena penghuni kamar yang disebelahnya yaitu kamar 157 sangat berisik sekali. Hingga ia memutuskan untuk menelpon resepsionis 1.

Resepsionis:"Ya, ada yang bisa kami bantu?"
Bapak 156:"Saya penghuni kamar 156".
Resepsionis 1:"Ya pak"
Bapak 156:"Tolong kalian hentikan kebisingan penghuni kamar 157, saya sangat terganggu"
Resepsionis 1:"Maaf pak, kamar itu sedang kosong".
Bapak 156:"Tidak mungkin sedang kosong, mereka ribut sekali".
Resepsionis:"Maaf pak, tapi memang kamar itu sengaja dikosongkan sudah lama".
Bapak 156:"Kenapa?".
Resepsionis 1:"Itu memang sudah kebijakan dari pengelola hotel pak".

Begitulah percakapan bapak penghuni kamar 156 dengan resepsionis malam itu, hingga kebisingan yang ditimbulkan oleh penghuni kamar 157 berhenti dengan sendirinya. Malam berikutnya hal serupa terjadi kembali, dan ini sedikit membuat bapak penghuni kamar 156 sedikit jengkel, dan dia mencoba menghubungi resepsionis seperti malam sebelumnya. Dan sekali lagi ia mendapatkan jawaban yang sama atas semua problemnya. Hingga ia membiarkan semua kebisingan itu dan pada akhirnya berhenti sendiri.

Pada malam ketiga, tidak ada lagi terdengar suara yang gaduh  dari kamar 157, dan ini sedikit membuat bapak penghuni kamar 156 merasa lega karena penderitaannya seperti malam-malam sebelumnya telah berakhir. Tetapi ia merasa ada yang aneh dengan hotel ini. Seperti ada yang disembunyikan oleh pengelola hotel, terlebih kamar 157 yang sengaja dikosongkan oleh pengelolanya. Merasa penasaran, bapak penghuni kamar 156 mencoba mengintip kekamar 157 dari sebuah lobang kecil dikamarnya yang menghubungkan ke kamar 157.

Ia melihat seorang perempuan yang membelakanginya sedang menyisir rambutnya, bapak penghuni kamar 156 itu memprediksikan bahwa wanita tersebut berumur sekitar 20 tahunan, ia memiliki kulit yang putih, dan tubuh yang ramping, terlihat dari gaun yang dipakainya.

Bapak 156:"Hallo, saya penghuni kamar 156".
Resepsionis 1:"Ya pak".
Bapak 156:"Apa kamar 157 sudah dihuni?".
Resepsionis 1:"Tidak"
Bapak 156:"Tapi saya melihat seorang perempuan didalamnya, saya melihatnya dari sebuah lubang kecil dikamar saya".
Resepsionis 1:"Maaf pak, kami tidak pernah menerima tamu dikamar tersebut".
Bapak 156:"Ahh...mungkin saya salah lihat".

Bapak penghuni kamar 156 semakin merasa ada kejanggalan dengan kamar 157, kenapa resepsionis selalu mengatakan bahwa kamar itu kosong. Padahal ia dengan jelas melihat ada wanita disana. Pada malam berikutnya ia kembali melihat wanita itu duduk disana dengan menyisir rambutnya, dan hal ini semakin membuat bapak penghuni kamar 156 semakin penasaran akan sosok wanita penghuni kamar 157 tersebut.

Hingga malam berikutnya lagi ia masih dengan rutinitasnya mengintip dari lubang yang berada dikamarnya, akan tetapi ia tidak melihat apa-apa kecuali hanya warna merah yang menutupi dinding dari kamar 157.
Bapak 156:"Hallo, saya penghuni kamar 156".
Resepsionis 1:"Ya pak".
Bapak 156:"Apakah kalian mengecat tembok kamar 157?"
Resepsionis 1:"Tidak, karena kamar itu memang sudah terkunci sejak tiga tahun yang lalu"
Bapak 156:"Tapi saya melihat kalau tembok itu ditutupi dengan sesuatu yang merah, saya pikir kamar itu sedang diperbaiki"

Lagi-lagi bapak penghuni kamar 156 tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan rasa kepenasarannya. Dimalam berikutnya ia kembali mengintip dari lobang tersebut, seperti pada malam sebelumnya, kali ini ia juga melihat hanya warna merah yang menghalangi pandangannya. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat. Keesokannya, saat ia hendak check out  dari hotel ia menemui resepsionis.

Bapak 156:"Kemana resepsionis yang kemaren?".
Resepsionis 2:"Ooo, dia sedang sakit pak, jadi saya yang menggantikannya".
Kemudian bapak 156 mulai bercerita mengenai keanehan-keanehan yang ia temui pada penghuni kamar 157, dan tentang wanita yang duduk sambil menyisir rambutnya.
Resepsionis 2:"Hahaha dia adalah putri pengelola hotel ini pak".

Bapak 156:"Maksud anda?".
Resepsionis 2:"Ya, dia putri pengelola hotel ini, tapi sudah meninggal tiga tahun yang lalu akibat bunuh diri dikamar 157, dan memang sudah banyak penghuni kamar 156 sebelumnya yang melihat ia, ia memiliki wajah yang sangat menyeramkan dengan "MATA YANG MERAH".





Rabu, 28 Agustus 2019

OPINI: (RIAU KU SAYANG RIAU KU MALANG)


Tak dapat kita pungkiri, bahwa beberapa tahun terakhir Riau menjadi salah satu Provinsi di Indonesia yang memegang rekor untuk kasus kebakaran hutannya. Hal ini tentunya sebuah predikat yang kurang baik bagi pemerintahan yang sedang duduk di ranah pemerintahan.
Masih segar dalam ingatan penulis, dimana pada tahun 2000 an penulis masih bisa menikmati keberadaan hutan Riau ini. Udara pagi yang sejuk dan segar, kicauan burung, suara-suara dari binatang mamalia lainnya hingga penulis masih berkesempatan melihat segerombolan Rusa yang berlarian ditengah sawah dipagi hari.


Dan semua masa indah yang pernah penulis alami itu mulai hilang, seiring dengan maraknya penebangan hutan, serta pembakaran hutan untuk membuka lahan baru. Semua hal indah itu hingga kini hanya mampu penulis ingat dalam kenangan memori masa kecil. Kini Riau ku tidak lagi seperti dulu, jangankan untuk melihat rusa yang bebas berkeliaran di sawah, bahkan untuk bernafas saja sudah sangat sulit rasanya.



Hari-hari menjadi aneh, matahari seakan tak bisa menembus bumi, karena cahaya yang terhalang oleh asap yang membumbung tinggi kelangit.
Salah siapakah ini, siapakah yang patut kita salahkan akan semua yang terjadi. Seolah kasus kebakaran hutan di Riau ini menjadi sebuah fenomena tahunan yang akan menjadi rutinitas pemerintah dalam menanganinya, dan seolah-olah tidak menemukan ujung dari permasalahan ini. Apakah gerangan yang menjadi faktor penghambatan perbaikan kebakaran hutan Riau ini…

1.      Pemerintah yang kurang “TEGAS”
Pemerintahan yang di nilai penulis kurangnya memiliki ketegasan, ketegasan yang dimaksud dalam hal ini adalah, bahwa pemerintah hanya berkutat pada pemadaman kebakarannya saja dan terus-terus begitu, tampa adanya perbaikan pasca bencana itu, atau usaha bagaimana kasus kebakaran hutan ini tidak lagi menjadi agenda tahunan yang akan terus-terus menjadi sorotan dunia.


2.      Aparat Penegak Hukum Yang Masih Lemah
Lemahnya dalam penegakan hukum menjadikan beberapa Tersangka kasus kebakaran hutan di Riau ini menjadikan masalah yang tentunya perlu di kaji lebih dalam lagi. Dimana dengan lemahnya aparat penegak hukum ini, akan menjadikan beberapa tersangka yang lain berpikir untuk mengulangi lagi perbuatannya. Ini di karenakan tidak adanya efek jera yang diberikan oleh aparat penegak hukum tanah air. Jika aparat hukum dengan sangat tegas dalam menegakkan keadilan, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepannya Riau akan kembali menjadi salah paru-parunya dunia.
3.      Kurangnya Kesadaran Dari Masyarakat
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bagi kehidupan ini, menjadikan kasus kebakaran hutan ini menjadi sangat rumit dan akan terus berkelanjutan. Selain pemerintah dan aparat penegak hukum, masyarakat juga memiliki peranan dalam menjaga alam. Dimana segala sesuatunya nanti masyarakat juga yang akan merasakan dampak dari kerusakan alam ini. Seperti kabut asap yang mengganggu aktivitas pekerjaan masyarakat, di tutupnya sekolah-sekolah selama bencana, dan ini tentunya akan berdampak kesegala sisi kehidupan. Seperti meningkatnya kasus masyarakat yang mengidap ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), hingga berujung pada kematian.


Maka kesimpulan yang dapat kita ambil dari semua ini adalah, bahwa kita bersama-sama turut andil dalam menjaga tanah kita, tentunya kita tidak mau kalau nantinya anak cucu kita tidak lagi bisa menghirup oksigen dengan baik. Kita tentunya tidak mau bahwa generasi selanjutnya tidak lagi bisa merasakan hangatnya matahari pagi, dengan udara yang bersih dan sejuk. Maka dari itu mari kita sama-sama jaga alam kita. Karena jika “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.


Selasa, 27 Agustus 2019

CERPEN ( Tidurlah dan Jangan Bangun Lagi...!!! )

Akhir-akhir ini tugas kampus begitu menyita waktu istirahatku, bahkan hanya untuk sekedar tidur untuk beberapa menit saja tak bisa. Laporan, praktikum, persentasi, makalah, survey lapangan, wawancara hingga menulis artikel di blog. Blog adalah pekerjaan sampinganku, dan aku sadar harus melakukan ini untuk mendapatkan uang jajan tambahan, mengingat aku hanyalah seorang mahasiswa dari keluarga yang sederhana.

Pagi ini bunda menelpon, padahal baru saja aku menutup mata hendak tidur setelah semalaman begadang mengerjakan laporan tugas mata kuliah Kedokteran Forensik. Seperti biasa ia hanya bertanya kabarku, apakah hari ini aku kekampus, apakah aku sudah sholat shubuh, dan masih banyak pertanyaan lain yang bunda ajukan. Dan aku hanya mengungkapkan satu kata dari setiap pertanyaannya "IYA", bunda adalah seorang ibu yang sangat protektif, setiap pagi ia menelponku hanya untuk membangunkanku sholat subuh.

Bunda memang begitu, dulu saat aku masih kecil aku dan adik-adik di didik dalam asuhan bunda yang sangat ketat dan disiplin. Tak ada waktu bagi kami untuk berleha-leha dalam kemalasan, bunda tak pernah izinkan itu. Setiap pagi aku dan adik-adik akan bangun dan sholat subuh berjamaah bersama Ayah dan Bunda, lalu setelahnya kami mengaji, kemudian baru mandi dan siap-siap kesekolah. Begitulah ayah dan bunda mengajarkan pendidikan agama kepada kami sedini mungkin.

Tidak setiap anak bisa menerima dengan baik apa yang telah orang tuanya ajarkan, seperti aku contohnya, meski bunda sangat disiplin kepada kami mengenai pentingnya sholat tetap saja aku selalu lalai setelah aku tidak lagi tinggal dirumah.

Kalaupun aku sholat, itu ku lakukan saat aku dirumah. Saat liburan semester dan aku pulang kerumah, bunda akan menceramahi aku panjang kali lebar jika aku tidak sholat. Dan jika hal ini terjadi aku sangat malas dan pastinya akan berdebat dengan bunda, jadi kupikir dari pada harus mendengar ocehannya lebih baik aku sholat.

Seperti pagi ini, dia menelpon saat aku baru hendak tidur. "Bram...sudah sholat subuh nak?", tanya bunda. Aku menjawab dengan malas, "Iya".
"Pasti belum kan?". bunda bertanya lagi
"Bram...ingat nak, sholat itu tiang agama kita, dia amalan yang pertama yang akan di tanya", dan Bla...bla...bla...bunda mulai berceramah padaku.

Entah karena mengantuk atau aku sedang dibisikkan oleh setan, telpon dari bunda aku matikan begitu saja saat dia masih dengan ceramah paginya. Hp aku matikan biar bunda tidak lagi menelponku pagi ini, karena aku memang butuh istirahat setelah tiga hari ini begadang.

Pukul sepuluh pagi aku bangun, dan akan bersiap-siap kekampus, Hp sudah kuaktifkan dan begitu banyak notif pesan masuk, tapi aku tak peduli palingan itu pesan promosi makan murah dari KF*, atau dari Tel***sel, atau ya paling sms bunda tentang marahnya dia karena telponnya aku matikan tadi pagi.

Hari ini jadwalnya aku persentasi, setelah itu aku akan kelapangan untuk melakukan wawancara lagi dengan keluarga korban yang kemaren anaknya di temukan tewas di sebuah club malam, aku hanya butuh wawancara sebentar dan setelahnya aku pulang untuk melanjutkan tidur yang belum cukup.

Sebuah telpon masuk, kukira itu dari bunda karena mungkin ia akan melanjutkan episode kultumnya. Ternyata dari Dian, Dian adalah pacarku, kami baru pacaran sekitar tiga bulan yang lalu. Dian seorang mahasiswi dari fakultas Ekonomi yang sebenarnya masih adik tingkatku, kami berkenalan dari sebuah seminar nasional yang di taja oleh kampus kami. Dian gadis yang menurutku adalah gadis yang baik dan dari keluarga yang baik-baik, selama kami pacaran tidak pernah sekalipun ia memberiku kesempatan untuk mencium pipinya. Bahkan untuk memegang tangannya saja terkadang ia suka marah-marah.

Tapi meskipun Dianku begitu, aku sangat mencintainya, dan diapun begitu padaku. Pernah suatu kali aku menanyakan padanya mengapa ia mau sama aku yang seorang mahasiswa kere ini, dia bilang kalau dia suka dari aku karena pernah secara tak sengaja ia membaca sms dari bunda yang menyuruhku untuk sholat. Baginya, ia berpikir bahwa aku adalah lelaki yang baik, yang di cari-carinya selama ini, pastilah orang tuaku mendidikku menjadi lelaki yang taat akan perintah Tuhannya, dan Dian percaya menempatkan hatinya padaku.

Lalu, apakah aku lelaki seperti apa yang ada di pikirannya Dian? Sama sekali tidak, justru aku merasa akulah lelaki yang paling jahat perilakunya. Aku suka minum-minum, berjudi kadang, bahkan ketempat hiburan malam lainnya, aku tidak seorang pecandu Narkoba, karena aku seorang mahasiswa kedokteran jadi sedikit banyaknya aku tau bahaya dan besarnya resiko mengonsumsi narkoba. Cuma aku terlalu pintar menutupi semuanya dari Bunda dan Dian.

Malam ini Dian mengajakku ketemuan di sebuah restoran cepat saji yang dekat dengan kampus kami, katanya ia rindu tak bertemu denganku setelah beberapa minggu. Memang akhir-akhir ini aku sangat sibuk dengan tugas kuliah yang tak ada akhirnya, apalagi ini adalah minggu terakhir perkuliahan sebelum masuk ujian semester. Jadi kupikir Dian memang betul, kami perlu bertemu. Setelah pulang dari wawancara sorenya, aku pulang dan mandi. Bakda ashar sudah berlalu sejam yang lalu, aku pulang dan bersiap-siap untuk kencan malam ini, aku harus kelihatan rapi dan wangi dimata Dian, karena Dian tidak suka lelaki yang kotor dan bau.

"Wahh...rapi benar Bram, mau jumpa Dian ya?", sapa Toni teman se kosku yang melihat aku sudah berpakaian rapi.
"Iya nih Ton", jawabku singkat
"Enggak sholat magrib dulu?", Toni menimpali
"Nanti sajalah Ton", jawabku lagi
"Nantikan waktunya habis, magribkan sebentar saja waktunya Bram", celotehnya lagi
"Kamu udah kayak bunda aku aja ya Ton", aku mulai kesal.
"Ya, sebagai teman aku kan berkewajiban menasehatimu?", imbuhnya
"Ya sudah aku pergi dulu..Bye" jawabku sambil berlalu.

Toni hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuanku, aku tak peduli lalu pergi. Aku menjemput Dian kekosnya, dia bertanya "udah sholat magrib Bram?".
"Sudah", jawabku singkat. Aku tak mau berdebat dengannya lagi, cukup sudah Toni menceramahiku, jangan lagi Dian.

Malam itu kami makan dan bercerita panjang lebar, ia memaklumi kesibukanku akhir-akhir ini hingga kami tak punya waktu untuk bertemu. Dan ia juga bertanya kabar bunda padaku, aku bilang baik-baik saja. Aku memang belum mengenalkannya pada bunda, tapi Dian sudah mengenal bundaku, aku selalu bercerita tentang bunda padanya, atau dia yang selalu mendesakku untuk menceritakan bunda padanya.

Setelah kami makan, dan jalan-jalan sebentar lalu kami pulang, malam masih panjang. Setelah aku mengantar Dian pulang, kuputuskan untuk tidak langsung pulang kekos, melainkan singgah sebentar ke club sekedar minum beberapa gelas untuk menghilangkan kepuyengan kepalaku dikarenakan rutinitas kampus.

Malam itu aku tak mabuk, langsung saja aku pulang setelah minum sedikit. Sesampainya dikos, kos sudah sepi, anak-anak yang lain sudah pada tidur tak terkecuali Toni. Aku kedapur dan mengambil minum di kulkas, pikiranku tiba-tiba melayang kepada bunda. Ada rasa bersalah dihatiku, tidak seharusnya aku berlaku tidak sopan padanya tadi pagi. Aku buka pesan dan memang ada pesan bunda dikotak masuknya.
"Bram,,anak bunda yang bunda sayangi, maafkan bunda jika selama ini terlalu keras mendidik kalian, bunda suka maksa Bram untuk sholat. Bukan apa-apa nak, bunda ingin Bram menjadi lelaki yang baik seperti Ayah, bunda ingin Bram nantinya menjadi suami yang mengantarkan keluarganya kesurga, bukan apa-apa, bunda hanya ingin anak bunda selamat dunia akhirat, karena jika bunda dan ayah telah tiada, kami mungkin tidak bisa meninggalkan kalian dengan harta warisan yang berlimpah, hanya bekal ilmu agama yang kami ajarkan kekalianlah yang akan menjadi warisan kami untuk kalian. Sekali lagi maafkan bunda nak".

Sebenarnya ada rasa sedih dihatiku membaca pesan bunda itu, tapi kuanggap lalu saja pesannya. Mungkin besok aku harus menelponnya dan minta maaf. Sekarang aku harus tidur karena malam telah larut.

Entah berapa lama aku tertidur, aku seperti berada dalam tidur yang panjang dengan mimpi-mimpi aneh, aku mengalami mimpi dimana dalam mimpi tersebut aku seperti melihat semua kehidupanku yang selama ini aku jalani. Seperti saat masa kanak-kanak dulu, sekolah, remaja, hingga kuliah. Aku seperti dilihatkan semua memori yang sudah berlalu dalam hidupku, termasuk memori terakhir saat aku menyakiti hati bunda. Aku tiba-tiba terbangun saat kudengar sayup-sayup sebuah adzan berkumandang. Ahh sudah subuh pikirku.

Pagi ini aku akan sholat, setelah sekian lama kutinggalkan. Kukira aku harus mengubah semuanya, aku akan nurut apa kata bunda, aku akan jadi anak yang baik, anak lelaki yang seperti bunda harapkan. Tapi dikamar ini gelap, mungkinkah sedang mati lampu pikirku, aku meraba-raba ponselku untuk mencari penerangan dan sesekali memanggil Toni, barangkali ia bisa membantuku.

Tapi ada yang aneh, ini bukan kamarku, disekitarku seperti berair dan becek, aku seperti berada disebuah kubangan lumpur. Tiba-tiba sebuah titik cahaya mulai muncul dan mulai menerangi tempat dimana aku duduk meraba-raba ponselku, dan sontak saja aku kaget melihat sekitarku, terlebih aku melihat pakaianku "Aku terbangun dengan kain KAFAN"....



 

Senin, 26 Agustus 2019

KISAH NYATA ( Kisah Ibu yang Ingin Anaknya Sakit, dan Anak yang Ingin Ibunya Mati )

Sosok ibu selalu di gambarkan sebagai wanita yang penuh kasih, penyayang kepada anak-anaknya dan sebagai figur yang menjadi panutan untuk anak-anaknya. Lain halnya dengan ibu yang satu ini, Dee Dee Blanchard ( 48 tahun ) yang tinggal bersama putrinya Gypsy Rose Blanchard ( 24 Tahun ), mereka tinggal di Missouri, Amerika Serikat. Dee Dee mengidap sindrom "munchausen" yaitu sebuah sindrom di mana seseorang yang bertindak sebagai pengasuh berusaha mencari perhatian melalui orang yang berada dalam perawatan mereka.

Jadi, pada kasus ini ia menggunakan Gypsy sebagai alat baginya untuk mendapatkan uang. Mulailah dikatakannya bahwa Gypsy mengidap berbagai penyakit seperti: sleep apnea, leukimia, epilepsi, asma, kerusakan otak, distrofi otot, serta kelumpuhan. Dan hal ini harus menjadikan Gypsy duduk dikursi roda selama bertahun-tahun, ia juga tidak diperbolehkan ibunya bergaul dengan teman-teman sebayanya, serta harus makan dengan menggunakan selang. 


Dee Dee dikenal tetangganya mudah bergaul dan dermawan, rela meluangkan waktunya bahkan uangnya. Ia tak punya pekerjaan, hari-harinya dihabiskan untuk merawat sang anak, Gypsy.
Gypsy lahir pada 27 Juli 1991. Tubuhnya mungil, tingginya hanya 152 meter. Ia tak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda. Perawakannya kurus dan pucat, sedangkan giginya ompong tak terawat. Kacamata besar yang ia kenakan membuatnya tampak lebih tua dibandingkan umur aslinya. Pada tahun 2011 silam, Gypsy berusaha kabur bersama laki-laki berusia 35 tahun. Namun ibunya menemukannya di hotel dan menghancurkan komputer dan HPnya. Pada tahun 2012, ia bertemu dengan Nicholas Godejoh disebuah situs jodoh kristen.

Ia dan Nicholas merencanakan pembunuhan Dee Dee. Mereka membunuh Dee Dee dengan cara menikamnya saat tidur.Gypsy dan Godejohn memutuskan untuk bertemu pada Maret 2015. Gypsy mengenakan gaun Cinderella, sedangkan Godejohn menjadi Pangeran Tampan. Tapi rencana itu gagal karena tak diizinkan Dee Dee.  
"Dia cemburu karena saya lebih perhatian kepada Godejohn. Dia meminta saya menjauhinya. Dia membentak saya, melempar barang-barang, memaki saya," ungkap Gypsy.
Di momen itu, Gypsy tak dapat lagi menahan amarahnya. Ia tidak membenci Dee Dee, tapi ia hanya ingin ibunya mati.
Pada suatu malam di bulan Juni 2015, Godejohn menjalankan aksinya. Ia pergi ke rumah Dee Dee dan bertemu Gypsy yang memberinya lakban, pisau, dan sarung tangan. 
 
Saat Gypsy bersembunyi di kamar mandi, Godejohn masuk ke kamar tidur Dee Dee dan menusuknya berulang kali.
"Saya mendengarnya teriak beberapa kali. Saat itu saya ingin menyelamatkan Dee Dee, tapi saya sangat takut. Tubuh saya seperti tidak bisa digerakkan. Tiba-tiba suasana berubah sangat sunyi," aku Gypsy. 
Setelah memastikan Dee Dee dalam keadaan tewas, Godejohn dan Gypsy berhubungan seks di ranjang ibunya. Setelahnya, Gypsy kabur bersama Godejohn dengan perasaan bahagia.
"Saya merasa ada percikan kebahagiaan. Tapi kadang saya juga sedih dan menangis, merasa bersalah. Saya rindu ibu, khawatir terhadap apa yang telah saya perbuat. Namun dia sudah pergi," tutur Gypsy.
Kini Gypsy menjalani hukuman penjara 10 tahun di Lapas Chillicothe Missouri. Ia mengaku lebih bahagia di penjara ketimbang hidup dengan mendiang ibunya.
"Penjara yang saya huni dulu, dengan ibu, saya tidak bisa jalan, tidak bisa makan, tidak bisa punya teman, dan tidak bisa keluar rumah," kata Gypsy.
"Di penjara ini saya lebih bebas dibandingkan tinggal dengan ibu saya. Sebab di sini saya bisa hidup seperti perempuan normal," tutupnya.  Dan kisah Gypsy ini juga sudah dijadikan sebuah film lho...dengan delapan episode sudah tayang di Netflix dengan judul "The Act". 
Sumber: kumparan.com
 
 

 

Minggu, 25 Agustus 2019

CERPEN ( 10 Tahun Sudah )

Langit senja sudah mulai gelap pertanda malam telah mengusir siang, adzan magrib baru saja berlalu dan aku baru saja menyelesaikan sholat magrib berjamaah di rumah sempit milik pamanku. Aku baru saja tiba sore ini ditanah kelahiranku, sejak peristiwa yang meregut keluargaku ditahun 1998 aku putuskan untuk pergi merantau kekota dengan menjual semua warisan ayah. Tak banyak memang, hanya beberapa petak sawah dan rumah yang menjadi kenangan manis masa kanak-kanakku.

Kampung ini tak banyak berubah, masih seperti dulu. Jalan yang  sering aku lalui dengan Hasnah sahabat masa kecilku dulu masih sama, tanah dengan lumpur hitam apabila musim penghujan. Cuti kerja tahun ini aku ingin
berziarah kemakam ayah dan ibu yang sudah tak aku sambangi sepuluh tahun lamanya. Semenjak meninggalnya mereka pada sebuah tragedi tenggelamnya kapal yang akan membawa mereka kepulau terdekat dikampungku.

Aku tak ingin menggantungkan hidup pada pamanku yang miskin, bagiku cukuplah sudah bebannya dengan sembilan anak yang ia tanggung, dan tak akan mungkin aku menggenapkannya menjadi sepuluh anak dalam asuhannya. Waktu itu paman tidak mengizinkan aku untuk pergi merantau kekota mengingat usiaku yang masih belia, apalagi aku adalah anak perempuan satu-satunya di garis keturunan pamanku.

Tapi, aku tetap bersikeras dan meyakinkan paman kalau aku tidak apa-apa, lagi pula dikota aku akan tinggal dengan bibi adik dari ibuku yang sudah tinggal disana selama delapan tahun, dan aku akan melanjutkan sekolah disana. Paman hanya bisa mendukung keputusanku, sejak hari itu setelah sepuluh tahun lamanya kini baru aku kembali. Dan aku tidak lagi gadis kecil paman yang manja, tidak lagi gadis bodoh yang setiap harinya dulu dihabiskan menangkap berudu di tengah sawah dengan Hasnah. Kami akan sangat gembira dengan anak-anak berudu malang itu, kami tangkap menggunakan saringan penyeduh teh milik ibuku, lalu kami masukkan anak-anak berudu itu kedalam botol. Dan sudah pasti berudu malang itu berenang meronta-ronta mencari tempat keluar, aku dengan Hasnah hanya tertawa bahagia membawa mereka pulang kerumah.

Kenangan masa kecil yang indah, waktu sepuluh tahun itu telah merubah diriku, merubah semua kebodohanku dulu. Kini aku telah sukses dikota, kalau dulu saat aku pergi dengan sebuah nama dan kini saat aku kembali dengan dua gelar dibelakang namaku, Sarjana dan Magister.

Lamunanku buyar, seseorang menyapaku yang sedang duduk dipelataran rumah paman.
"Ziya...!" sapanya dalam keremangan malam.
 Aku tak mengenali wajah itu, penerangan yang kurang membuat aku berpikir siapakah perempuan kurus yang berdiri didepanku ini.
"Iya,,maaf siapa ya?" tanyaku pada sosok yang berdiri didepanku ini
"MasyaAllah...apa kabarmu Ziya?". Sosok itu langsung memelukku.
"Maaf ya, anda siapa?" Tanyaku masih kebingungan.
"Apa kau lupa aku? aku Hasnah"

Sontak saja aku kaget dan refleks memeluk Hasnah yang sepuluh tahun ini aku rindukan. Setelah berpelukan dan bertangisan dalam kerinduan, akupun bertanya padanya mengapa ia berubah seperti ini. Hasnah yang aku kenal dulu adalah seorang gadis yang cantik, tubuhnya berisi, rambutnya saban hari selalu wangi, dan aku dulu selalu cemburu dengannya karena disekolah ia memiliki banyak fans-fans gila yang menyanjung kecantikannya saban hari.

Lantas kenapa Hasnah yang berdiri didepanku sekarang sangat tidak mirip dengan Hasnahku yang dulu, kurus, dekil, rambutnya awut-awutan bahkan aku lihat matanya sembab seperti habis menangis.
Lalu ia pun bercerita, setahun setelah kepergianku ia dipaksa menikah oleh ayahnya. Waktu itu ia ingin melanjutkan sekolahnya, tapi ayahnya melarang. Padahal keluarga Hasnah termasuk keluarga yang kaya dan terpandang dikampungku, ayahnya berkata bahwa tak ada gunanya menyekolahkan anak perempuan tinggi-tinggi karena pada akhirnya mereka akan kembali ke dapur. Sebuah pikiran kuno di tengah kehidupan yang sudah serba modern ini, Hasnah tak mampu untuk menolak permintaan ayahnya. 

Ia menikah, dan inilah awal mula neraka Hasnah, suami yang dipilih ayahnya dulu adalah seorang pecandu minuman alkohol, juga seorang penjudi. Kalau suaminya sedang mabuk berat ditambah kalah judi maka sudah dapat dipastikan Hasnah lah tempat luapan kemarahannya, ia akan memukul, menampar dan menendang istrinya tampa belas kasih. Melawan Hasnah tak kuasa, berulang kali ia ingin cerai dan berulang kali pula suaminya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi pada kenyataanya lelaki tersebut tidak pernah beruabah.

Di tahun kelima pernikahan mereka, Hasnah sudah merasa tak tahan dan ingin mengakhiri semuanya, ia menuntut cerai tapi lagi-lagi Tuhan belum memberinya restu untuk berpisah dengan lelaki tak bermoral tersebut. Hasnah mengandung anak pertama mereka, dan ini kemudian merubah niat dan sikap suaminya. Selama Hasnah mengandung, suaminya berubah sangat baik, tidak lagi berjudi dan minum-minum, Hasnah sedikit lega.

Tapi, setelah kelahiran putri kembar mereka, sikap sang suami kembali seperti semula dan bahkan lebih parah, kalau dulu ia berjudi dan mabuk, sekarang suka main perempuan. Bertambah sakitlah perasaan Hasnah. 
Mendengar  nasib Hasnah yang malang itu aku menangis, kami berpelukan cukup lama, lalu aku seka air matanya. Garis kecantikan sahabatku ini belum hilang, ia masih cantik seperti yang dulu, hanya saja kecantikan itu tertutup dengan penderitaan yang berkepanjangan yang juga telah merubah sorot matanya.

"Waktu kamu mau pergi kekota dulu, aku ingin menyusulmu". Hasnah bercerita lagi
"Lalu kenapa tak memberi tahuku?" 
"Bahkan kau tak pernah memberiku kabar?". Aku bertanya dengan air mata
Hasnah hanya diam terpaku
"Sudah malam, aku harus pulang anakku pasti sudah bangun dari tidurnya".
Lalu tampa berkata lagi ia meninggalkan aku yang masih memiliki pertanyaan yang belum ia jawab.

Malam itu mataku tak hendak terpejam, rasa capek dari perjalanan jauh tak hendak membuatnya mengantuk. Pikiranku masih kepada Hasnah sahabatku yang malang, lalu kemudian aku terbayang kembali dengan masa kanak-kanak kami yang indah, serta sempat merasakan masa remaja beberapa tahun dengannya. Hasnahku dulu gadis yang periang, pintar dan yang paling cantik dikampung kami. Memang aku selalu iri dengan semua yang dimilikinya, tapi dia juga yang paling aku sayang. Aku akan menangis ke ibuku kalau aku tidak di bolehkan pergi bertandang dan main kerumah Hasnah. Pernah suatu malam aku terbangun dan minta dibawakan kerumah Hasnah, waktu itu aku demam dan tiga hari tak bertemu dengan Hasnah, hal ini mungkin dikarenakan aku anak tunggal dan Hasnah sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri.

Keesokan harinya, sepulang dari ziarah kemakam ayah dan ibu, aku berencana mampir kerumah Hasnah. Sebelum aku kerumah Hasnah terlebih dahulu aku pulang, akan kubawakan buah tangan untuk dia, karena tadi malam tak sempat memberinya. 
"Mau kemana Zi?". tanya pamanku
"Mau kerumah Hasnah". Jawabku singkat
"Mau ngapain kerumah Hasnah?" Tanya pamanku lagi
"Aku mau menjenguk dia dan anaknya, dia bilang tadi malam kalau dia sudah punya anak kembar".
"Ahh...jangan ngaco kamu Zi!!!". Balas pamanku
"Siapa yang ngaco paman, Hasnah sendiri yang bilang tadi malam". jawabku
"Ketemu Hasnah dimana kamu Zi?".
"Didepan rumah, waktu aku lagi duduk-duduk tadi malam".

"Hasnah sudah meninggal dua minggu yang lalu Zi". jawab pamanku pendek.
"Ahh paman jangan bercanda". aku menimpali sambil tersenyum.
Karena tidak percaya, paman mengajakku kepemakaman, lalu ia menunjukkan sebuah batu nisan dengan kubur yang masih merah dengan bunga melati yang sudah layu.
Kontan saja aku kaget bak disambar petir disiang hari, tak mungkin. Tadi malam kami bertemu, bercerita dan berpelukan. Bahkan setelah pertemuan itu dalam hati aku berjanji akan membantunya lepas dari suaminya yang durjana itu.

Akan kubawa Hasnah kekota, dan akan kuberikan ia pekerjaan yang baik. Lalu mimpiku buyar seketika. Paman bercerita, bahwa Hasnah meninggal akibat disiksa suaminya. Pada malam naas itu setelah suaminya kalah judi dan dalam keadaan mabuk berat, ia menyiksa Hasnah seperti biasanya. Tapi malam itu, Hasnah melawan, entah setan apa yang merasuki lelaki itu hingga ia mengambil pisau di dapur dan menusuk istrinya hingga tewas. Kini suaminya sudah dipenjara, anak-anaknya yang masih berumur lima tahun itu diasuh oleh orang tua Hasnah.

Tapi, orang tua itu tak lagi sekaya dulu, bahkan sekarang untuk sesuap nasi saja mereka berat, ditambah lagi dengan beban dua cucu yang harus mereka asuh. Dengan hati dan keputusan yang mantap dua anak Hasnah itu diadopsi oleh Ziya, puti kembar Hasnah itu diasuh dan dibesarkan oleh Ziya dengan baik. Baginya jangan lagi nasib buruk yang menimpa sahabatnya terjadi pada anaknya.

Hingga hari ini Ziya tidak bisa melupakan pertemuan malam itu dengan Hasnah, air matanya, tubuh kurusnya, wajah yang dibalut kelaraan itu. Andai saja orang tua Hasnah dulu mengizinkan Hasnah menyusulnya kekota, pastilah ia jadi gadis yang sukses seperti Ziya, atau setidaknya ayahnya tidak menikahkan ia dengan lelaki durjana itu, tentulah hari ini ia bersama Hasnah menyaksikan pernikahan putrinya.

Pekanbaru, 26 Agustus 2019.
#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga




SEBUAH EPISODE KEHIDUPAN

Malam hampir larut, jalanan sudah sepi semenjak setengah jam yang lalu. Pintu-pintu ruko yang berjejer di sepanjang jalan sudah mulai dit...